Teks Negosiasi Membeli Laptop Baru


 

Membeli Laptop Baru



Rudi: “Yah, Rudi dengar Ayah baru membelikan ponsel baru ya untuk Wati,” tanya Rudi.

Ayah: “Iya Rud, kenapa? Jangan bilang kamu juga mau, ponsel kamu kan masih bagus,” jawab Ayah sembari menaikkan alisnya.

Rudi: “Nggak kok, Yah. Iya, ponsel Rudi masih bagus kok, tapi …”

Ayah: “Wah, gawat nih kalau ada tapinya,” potong Ayah.

Rudi: “Lebih gawat Rudi, Yah. Belakangan, tugas kuliah semakin banyak dan membutuhkan banyak aplikasi untuk menyelesai kannya, sementara laptop Rudi lambat, Yah.” Rudi meneruskan pembicaraannya.

Ayah: “Jangan bilang kamu mau minta dibelikan laptop baru.”

Rudi: “Iya, Yah. Karena tugas Rudi selalu terhambat. Lagi pula, laptop ini memang sudah cukup berumur, dari Rudi kelas 10 SMA. Padahal, program studi Rudi juga memang membutuhkan laptop yang lebih cepat, Yah. Rudi kan belajar desain. Aplikasi 3D itu membutuhkan daya komputasi tinggi, Yah”

Ayah: “Wah, kamu ini memang bisa saja, tapi kan ayah baru membelikan ponsel untuk adikmu. Uang ayah nanti habis, Rud.”

Rudi: “Pembelian laptop baru tidak harus hari ini kok. Tetapi, Ayah

bisa mulai buat rencana anggarannya dari sekarang. Ayah

bisa mulai sisihkan dari pengeluaran per bulan.”

Ayah: “Wah, kamu pintar juga ya.”

Rudi: “Iya dong. Oh, ya, untuk membantu, Ayah juga bisa memakai

tabungan Rudi kok.”

Ayah: “Oh ya? Ayah coba pikir-pikir dulu ya.”

Rudi: “Coba Ayah pertimbangkan, suatu nanti mungkin Wati juga akan meminta laptop baru pelajaran TIK. Kebutuhan laptop untuk pelajaran TIK tidak seberat belajar desain. Jadi, kalua Ayah membelikan laptop baru untuk Rudi, laptop yang ini bisa diberikan ke Wati kan, Yah. Jadi, Ayah tidak usah membelikan Wati laptop lagi untuk pelajaran TIK.”

Ayah: “Ya, sudah kalau begitu. Ayah akan belikan, tapi…”

Rudi: “Janji, Yah. Rudi akan belajar dengan sungguh-sungguh,” jawab

Rudi memotong perkataan Ayah.

Ayah: “Kamu itu… bukan itu maksud Ayah. Kamu kan sudah duduk di perguruan tinggi. Itu sih sudah menjadi kewajiban kamu sendiri untuk sadar akan pentingnya untuk belajar dengan sungguh-sungguh.”

Rudi: “Oh, iya, Yah. Hehe.. kalua begitu apa, Yah?”

Ayah: “Tapi nanti ya, Ayah anggar kan untuk menabung dulu mulai gajian bulan depan dan kamu harus tepati janji mau meng ajari Wati untuk meng gunakan laptop.”

Rudi: “Siap Pak!” jawab Rudi sambil sedikit bercanda


sumber https://serupa.id/contoh-teks-negosiasi-beserta-strukturnya-berbagai-topik/

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hikayat Sa-ijaan dan Ikan Todak

Cerita Belalang Anggrek

HIKAYAT : SI MISKIN